Hakikat Belajar dan Sumber Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batasan umur, jenis kelamin, agama dan strata sosial. Dengan demikian, belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seseorang belajar untuk dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap sesuatu sehingga pada diri seseorang terjadi perubahan baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

Seorang anak melewati proses belajar untuk dapat duduk, berdiri tegak, berjalan, dan bahkan belajar untuk dapat berbicara. Sehingga belajar bukanlah suatu hal yang baru. Pada hakikatnya belajar bagi manusia dimaksudkan agar mereka dapat memenuhi dan mengembangkan tingkah laku dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan belajar, manusia dapat beradaptasi dengan lingkungannya, karena manusia mampu memahami, mengetahui dan merekayasa lingkungan hidupnya agar dapat mmebrikan dukungan dalam usaha mempertahankan dan melanjutkan kehidupan manusia.

Hakikat Belajar dan Sumber Belajar

Hakikat Belajar dan Sumber Belajar


Beberapa pendapat membatasi definisi belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamento, 2003). Belajar juga terkadang didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Jika belajar dilihat dari batasan tersebut berarti belajar tidak sekedar apa yang diperoleh seseorang, akan tetapi sekaligus terkati dengan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil dari proses belajar itu sendiri. Hal tersebut berarti bahwa jika seseorang telah melewati kegiatan belajar, maka akan terjadi perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan berkesinambungan.

Pandangan tersebut sejalan dengan uraian Sardiman (1992), bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan lebih khusus adalah berubah terhadap tingkah laku. Seseorang yang telah melewati proses belajar akan memperlihatkan perubahan dari kondisi tidak tahu menjadi tahu atau mengetahui sesuatu. Proses dari tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya dengan membawa perubahan sikap, tindak, perbuatan dan prilakunya”. Interaksi yang dimaksudkan adalah suatu tindakan atau kegiatan timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak lainnya dan saling memberi arti atau makna. (Abdurahman, 1993).

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas individu yang berkelanjutan melalui kegiatan dan pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang menyebabakan terjadinya perubahan pada individu, baik sikap maupun prilakunya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pengetahuan, kemahiran, keterampilan, kepribadian, sikap, kebiasaan yang akhirnya mampu ntuk melaksanakan tugas atau kerja tertentu dengan baik.

Kegiatan belajar dapat berhasil apabila individu yang belajar dapat berinteraksi secara efektif dengan sumber belajar. Seseorang yang mengalami kegiatan belajar, berarti terjadi proses interaksi edukatif antara seseorang dengan lingkungan atau sumber belajarnya secara aktif. Hal tersebut yang mendasari bahwa jika terjadi proses interaksi edukatif, maka terjadi dua proses pokok yaitu belajar dan mengajar. Dengan demikian maka seeorang yang belajar melakukan hubungan (asosiasi) antara suatu rangsang sengan respon (tingkah laku). Ide-ide atau pengertian-pengertian yang sudah tersimpan dalam diri seseorang dapat berguna untuk bahan mengingat-ingat sekaligus untuk mempelajari sesuatu (Suryosubroto, 1988).

Dengan demikian maka proses belajar adalah merupakan suatu proses dimana terjadi suatu ransangan dari seseorang yang akan ditanggapi berupa reaksi terhadap ransangan tersebut berupa tingkah laku yang akan berubah sedemikian rupa sesuai dengan perubahan ransangan yang diperolehnya. Jadi proses belajar adalah merupakan proses asosiasi atau hubungan dan pertautan antara ransangan dan respon dari seseorang kepada orang lain yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan.

Jadi pada dasarnya belajar dapat terjadi jika ada subyek dan obyek yang melakukan hubungan asosiasi yang bersumber dari pemberi informai kepada penerima informasi. Dengan demikian maka kegaitna belajar juga tidak dapat dipisahkan dari sumber belajar. Menurut Rahadi (2004) sumber belajar dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu: (1) sumber belajar yang dirancang dan (2) sumber belajar yang sudah tersedia. Seseorang yang belajar tentu membutuhkan sumber belajar yang dapat dielaborasi sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya. Dalam kegiata belajar akan terjadi proses interaksi dengan sumber belajar dalam bentuk yang beragam. Seseorang yang mendengarkan ceramah marupakan suatu bentuk interaksi belajar dari seseorang kepada orang lain.

Oleh karena itu agar suatu kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik, perlu menggunakan bentuk pendekatan yang efektif baik dengan metode yang tepat maupun penggunaan media yang tepat. Kedua hal tersebut menjadi dasar pokok efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan seseorang.
Tags:
belajar, Hakikat Belajar dan Sumber Belajar, sumber belajar
By : uaksena - www.elearningpendidikan.com

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Manusia dan Alam Semesta

E-Learning pendidikan Pengertian, Karaktiristik dan Manfaatnya

Pengertian Pendidikan Klasik