Makalah E-Learning Dalam Pendidikan Islam

Contoh Makalah E-Learning Dalam Pendidikan Islam

1. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini. Khususnya teknologi komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun perangkat lunak, memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran, keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi ini.

Makalah E-Learning

E-Learning biasa diartikan dengan elektronik learning yaitu pembelajaran yang berhubungan dengan elektronik. Pada akhirnya elektronik learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar : database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktivitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

2. RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian dari E-Learning dalam pendidikan islam?
2.Apa fungsi E-Learning dalam pendidikan islam ?
3.Bagaimana cara pengaplikasian E-Learning dalam kelas ?
4.Apa saja kelebihan dan kelemahan E-Learning dalam pendidikan islam ?
5.Bagaimana dampak E-Learning terhadap kemajuan pendidikan ?

3. PEMBAHASAN

1. Pengertian E-Learning Dalam Pendidikan Islam

E-Learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia. E-Learning terdiri dari 2 bagian yaitu “E” yang merupakan singkatan dari Elektronik dan “Learning” yang berarti pembelajaran. Jadi E-Learning berarti penbelajaran dengan menggunakan jas bantuan perangkat Elektronika, khususnya Komputer.1
Terdapat beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya

1.E-Learning adalah Konvergensi antara bealajar dan internet (Ban Of Amerika Securities)
2.E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam teknologi Internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit da pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Elit Tronsen).
3.E-Learning adalah penggunaan jalinan kerja Teknologi untuk mendesain, mengirim, memilih, mengorganisir pembelajaran (Eliut Masie).
4.E-Learning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di Internet (Cisco sitem).
5.E-Learning adalah dinamik, beroprasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, komprehensif (Greg Prist).
6.E-Learning adalah pengiriman sesuatu memlalui media elektronik termasuk internet, intranet, exstranet, satelit broadcast, audio/vidio tape, televisi interaktif dan CD Room (Cornelia Weageen)
7.E-Learning adalah keseluruhan variasi internet dan teknologi Web untuk membuat, mengirim n memfasilitasi pembelajaran (Robert Peterson dan Piper jafray).
8.E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran dimanapun dan kapanpun (Arista Knowledge Sistem).

Jadi E-Learning adalah Pembelajaran jarak jauh yang menggunakan media elektronik dengan menggunakan jasa jaringan internet.

2. Fungsi E-Learning

Menurut Siahaan setidaknya ada 3 fungsi pembelajaran Elektronik terhadap kegiatan penbelajaran di dalam kelas yaitu sebagi berikut

1. Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional.

E-Learning berfungsi sebagai suplemen tambahan, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah siswa akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik/menggunakan pembelajaran model konvensional. Jadi dalam hal ini tidak ada kewajiban/keharusan bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan/wawasan.

2. Sebagai pelengkap (Komplemen) Pembelajaran

E-Learning berfungsi sebagai komplemen/ pelengkap pembelajaran apabila meteri pembelajaran elektronik di programkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas Konvensional. Sebagai Komplemen berarti materi pembelajaran elektronik. Di programkan untuk menjadi meteri Reinforcement (Pengayakan) atau remidial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Konvensional.

3. Sebagai pengganti (Substitusi) Pembelajaran

E-Learning sebagi pengganti (substitusi)jika pembelajaran elektronik sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kondisi ini siswa hanya belajar lewat pembelajaran elektronik saja tanpa menggunakan pembelajaran lainnya.

3. Pengaplikasian E-Learning dalam Kelas

Secara umum terdapat beberapa hal penting sebagai persyaratan pelaksanaan E-Learning yaitu sebagai berikut

1.Kegiatan proses pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan.
2.Tersedianya dukungan layanan Tutor yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan belajar.
3.Adanya Lembaga penyelenggara/Pengelola E-Learning.
4.Adanya sikap positif dari siswa dan tenaga pendidik terhadap teknologi komputer dan internet.
5.Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/di ketehui oleh setiap siswa.
6.Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dan mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

Sebelum pengaplikasian E-Learning di suatu sekolah setidaknya ada empat hal yang perlu di siapkan yaitu

1.Melakukan penyesuaian kurikulum. Kurikulum sifatnya Holistik di mana pengetehuan, keterampilan dan nilai di integrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini.
2.Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang ingin di capai dengan bantuan komputer.
3.Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada (menggunakan Komputer, On-Line Assessement sistem).
4.Menyediakan material pambelajaran seperti buku, komputer, multimedia, studio dll yang memadahi. Materi pembelajran yang di simpan di dalam komputer dapat di akases denagn mudah baik oleh guru maupun siswa.

Dalam proses pembelajaran, aplikasi e-learning bisa mencakup aspek perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Perencanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan gambaran rencana (skenario) yang memproyeksikan mengenai beberapa aktivitas dan tindakan yang akan dilakukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian aplikasi perencanaan pembelajaran yang berbasis e-learning pada dasarnya memuat rencana, perkiraan dan gambaran umumkegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan komputer, baik intra-net maupun inter-net. Pada prinsipnya dalam perencanaan pembelajaran terdapat empat komponen utama, yaitu : materi/bahan ajar, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.

6 Komponen tujuan berfungsi untuk menentukan arah kegiatan pembelajaran. Dari rumusan tujuan pembelajaran harus sudah terproyeksikan bagaimana proses berlangsungnya pembelajaran serta kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki siswa sebagai hasil belajar. Rumusan tujuan pembelajaran tidak hanya menggambarkan hasil, tetapi juga menggambarkan kegiatan atau proses.

Penetapan bahan ajar akan berfungsi untuk memberi makna terhadap upaya pencapaian tujuan. Dalam pembelajaran konvensional, bahan ajar untuk setiap mata pelajaran sudah tersedia dalam buku paket, dan secara tatap muka disampaikan oleh guru dengan metode pembelajaran yang dipilihnya. Sedangkan bahan ajar untuk e-learning, selain dapat memanfaatkan buku sumber yang tersedia, juga dapat secara langsung mengakses bahan ajar/informasi pada beberapa halaman web yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian perolehan informasi pembelajaran akan bersifat lebih luas, mendalam dan bervariasi.

Kegiatan belajar mengajar yang tercakup dalam perencanaan pembelajaran pada intinya berisi deskripsi materi/bahan ajar, metode pembelajaran dan alat/media pembelajaran. Untuk kepentingan media pembelajaran berbasis e-learning, penentuan bahan ajar hanya memuat pokok-pokoknya saja,sementara deskripsi lengkap dari pokok-pokok bahan ajar disediakan dalam halaman web yang akan diakses siswa. Dalam implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan e-learning yang bisa digunakan , yaitu Selective Model, Sequential Model, Static Station Model, Laboratory

1. Selective Model

Model selektif ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas ( misalnya hanya ada satu unit komputer ). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran. Jika guru menemukan bahan e-learning yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa guru hanya dapat menunjukkan bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai bahan demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu komputer di sekolah/ kelas, maka siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.

2. Sequential Model

Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas ( misalnya hanya dua atau tiga unit komputer ). Para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran menggunakan komputer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan. Siswa menggunakan bahan e-learning sebagai bahan rujukan atau untuk mencari informasi baru.

3. Static Station Model

Model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah/kelas terbatas, sebagaimana halnya dalam Sequential Model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan e-learning digunakan oleh satu atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kelompok siswa lainnya menggunakan sumber belajar yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.

4.Laboratory Model

Model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah/laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan internet, dimana siswa dapat menggunakannya secara lebih leluasa ( satu siswa satu komputer ). Dalam hal ini, bahan e-learning dapat digunakan oleh seluruh siswa sebagai bahan pembelajaran mandiri.
Evaluasi sebagai komponen terakhir dalam perencanaan berfungsi untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila tujuan tersebut belum tercapai.

Melalui pendekatan pembelajaran berbasis e-learning, kegiatan evaluasi untuk mengetahui hasil dapat dilakukan secara bervariasi, setiap siswa dapat melihat suruhan-suruhan di halaman web. Bisa berupa pertanyaan, tugas-tugas, atau latihan-latihan yang harus dikerjakan siswa.
Ada bebrapa faktor pendukung pembelajaran melalui teknologi informasi diantaranya

Faktor lingkungan, yang meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masyarakat.
Siswa atau peserta didik meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan berbabagai gaya belajarnya.
Guru atau pendidik meliputi latarbelakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalitinya.
Faktor teknologi meliputi Komputer, perangkat lunak, jaringan, koneksi ke internet dan berbagai kemampuan yang di butuhkan berkaitan dengan penerapan internet di lingkungan sekolah.

4. Kelebihan dan Kelemahan E-Learning dalam pendidikan islam

1. Kelebihan e-learning dalam pendidikan

Ada beberapa manfaat atau kelebihan penggunaan e-learning bagi beberapa pihak yang terkait

1. Bagi siswa

Dengan kegiatan pembelajaran melalui e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar siswa yang optimal, dimana siswa dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Di samping itu siswa juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Hal ini tentu berbeda dengan pembelajaran konvensional, di mana proses belajar siswa dan guru telah ditentukan waktu dan tempatnya.

2. Bagi guru

Dengan adanya e-learning ada beberapa manfaat yang diperoleh guru :

1.Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
2.Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak.
3.Mengontrol kebiasaan belajar peserta didik

3. Bagi sekolah

Dengan adanya model pembelajaran e-learning berbasis web, maka sekolah akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai dengan bidangnya sehingga setiap guru dapat menggunakan dengan mudah serta efektivitas dan efisiensi pembelajaran di jurusan secara keseluruhan akan meningkat, pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan, sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran, dan mendorong menumbuhkan sikap kerjasama antara guru dengan guru dan guru dengan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran.

2. Kelemahan e-learning dalam pembelajaran

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, antara lain

1.Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa atau bahkan antarsiswa sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar;
2.Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial;
3.Proses belajar mengajarnya cenderung ke arah pola pelatihan daripada pendidikan;
4.Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT;
5.Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal;
6.Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer);
7.Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki ketrampilan soal-soal internet dan kurangnya penguasaan bahasa komputer.

5. Dampak E-Learning dalam Pendidikan

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan E-Learning sebagai pelengkap pembelajaran Konvensional dapat meningkatkan kreativitas hasil belajar siswa. Penelitian Hajji menyimpulkan bahwa

1.Terjadinya aktivitas mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang di tandai dengan jumlah Hit yang mengakses situs belajar.
2.Terjadi peningkatan motivasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang ditandai dengan jumlah balikan yang di peroleh dalam Web Mail situs belajar.
3.Menurunnya tingkat jenuhan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
4.Terjadinya peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang dapat dilihat dari kualitas balikan terhadap tes dan pertanyaan yang ada dalam situs belajar.

Ada beberapa dampak positif yang dapat diperoleh mahasiswa dari penggunaan metode ini.

1.metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan memenuhi target yang diberikan universitas.
2.Lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga, mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar, jadwal kuliah fleksibel karena jadwal kuliah tidak dibakukan dan dapat meminimalisir mahasiswa mengantuk atau bosan ketika mengikuti kuliah. Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari jawaban dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung.
3.Metode ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan mahasiswa. Apabila semua dosen di universitas menggunakan metode ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan dalam jumlah besar. Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena sebagian besar universitasnya menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone).
4.Mahasiswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator.
5.Secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga supaya tidak gaptek (gagap teknologi). Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini penguasaan teknologi sangat dibutuhkan.
6.Dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah perluasan atau percepatan global warming. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kertas terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon merupakan “peredam” global warming.

Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif tetapi juga berdampak negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan metode e-learning bagi mahasiswa antara lain

1.Tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa harus aktif sepenuhnya, seperti mata kuliah kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah kantitatif lainnya yang memerlukan bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata kuliah tersebut seperti itu pembelajaran seperti biasanya masih sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
2.Metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba instant.
3.Penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat mahasiswa semakin jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga buku adalah jendela dunia.
4.Selain itu pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa dimanipulasi dengan mudah.
5.Kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan mahasiswa membuat komunikasi diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi langsung sangat diperlukan. Selain itu, kadang mahasiswa sama sekali tidak tahu siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat terhadap dosennya.

Jadi penggunaan metode e-learning yang semakin digemari dosen dapat menimbulkan dampak positif seperti: metode ini lebih efektif dan efisien, menghemat waktu, biaya dan tenaga, memdorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi, dan mencegah global warming terlalu parah. Selain dampak positif, penggunaan metode ini juga menimbulkan dampak negatif, yaitu membuat mahasiswa menjadi malas, semakin jauh dari buku, dan kurang mengetahui serta menghormati dosennya karena kurangnya komunikasi langsung. Untuk itu, penggunaan metode pembelajaran e-learning harus ditinjau ulang lagi apakah benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa atau tidak. Usahakan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan metode ini. Meskipun metode ini digunakan tetap harus mengutamakan komunikasi langsung antara mahasiswa dengan dosen.

Pembelajaran Berbasis Web (Web Based Learning)
WBL atau sering juga disebut on-line learning merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh melalui aplikasi Web dan jaringan internet. Meskipun pada prinsipnya web learning dapat berjalan di area lokal (LAN), namun WBL merupakan perwujudan dari upaya pengembangan e-learning dengan basis web. Simamora mendeskripsikan komponen-komponen WBL, baik dalam interaksi langsung maupun interaksi tidak langsung adalah sebagai berikut :

1.Interaksi secara tidak langsung dalam WBL dapat diwujudkan dengan menggunakan :

1.Elektronik mail (e-mail), merupakan layanan yang paling banyak digunakan dalam web. E-mail dapat dimanfaatkan siswa sebagai media komunikasi pribadi untuk bertanya terhadap materi yang diajarkan, meminta bantuan, menerima masukan dan partisipasi lain
2.Newsgroup, merupakan media komunikasi antarsiswa untuk diskusi dan berkolaborasi dalam suatu kelompok tertentu. Bentuk diskusi newsgroup dapat dikelompokkan dalam satu topik tertentu dan keseluruhan tanggapan, pendapat dari siswa dapat dilihat seluruh komunitas yang tergabung dalam newsgroup tersebut
3.Bulletin board file exchange, merupakan media komunikasi untuk dapat menukarkan dokumen, mengirim dokumen yang ditugaskan oleh guru dan kolaborasi dokumen antarsiswa

2.Untuk interaksi secara langsung (real time) melalui WBL dapat dilakukan dengan menggunakan :

1.Chat : merupakan media komunikasi langsung antarsiswa dalam bentuk text. Salah satu program yang dipakai untuk chat adalah IRC (internet relay chat) atau UNIX talk program
2.Aplication sharing menggunakan aplikasi khusus yang memungkinkan suatu group berkolaborasi secara langsung pada suatu dokumen kerja dengan melakukan editing secara jarak jauh
3.Audio/videoconference menggunakan aplikasi perangkat lunak khusus yang memungkinkan terjadinya komunikasi audio / videoconference, beberapa aplikasi komersil web learning telah menyediakan fasilitas audio/ videoconference melalui web

Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh adalah sistem pendidikan dimana para pelakunya tidak melakukan pembelajaran secara tatap muka. Sistem pendidikan jarak jauh dinilai memberi kemungkinan untuk dapat menyediakan akses pendidikan yang luas menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dengan investasi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan membuka (beberapa) perguruan tinggi baru, dan lebih cost-effective dilihat dari skala ekonomi pembiayaannya.

Pada umumnya tujuan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh adalah untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada warga masyarakat yang karena berbagai hambatan tidak dapat mengikuti pendidikan secara konvensional (tatap muka). Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat terobosan mendirikan Universitas Terbuka ( UT ) pada bulan September 1984 dengan Keputusan Presiden, dengan tujuan utama menyediakan akses pendidikan tinggi bagi lulusan sekolah menengah dan menyediakan program peningkatan kualifikasi bagi tenaga profesional, khususnya guru. Pendidikan jarak jauh juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pada bagian kesepuluh pasal 31

1.Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
2.Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
3.Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh saran dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
4.Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pendidikan jarak jauh biasanya menggunakan e-learning dalam proses pembelajarannya, sehingga pendidikan jarak jauh yang diselenggarakan oleh UT erat kaitannya dengan e-learning.

4. KESIMPULAN

1.E-Learning biasa diartikan dengan elektronik learning yaitu pembelajaran yang berhubungan dengan elektronik. Pada akhirnya elektronik learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar : database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktivitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara
2.langsung maupun tidak langsung.
3.Fungsi E-Learning :

1.Sebagai suplemen pembeljaran yang sifatnya pilihan.
2.Sebagai pelengkap pembelajaran.
3.Sebagai Substitusi pembelajaran.

4. Kelemahan dan Kelebihan

1. Kelemahan

Frekuensi Kontak secara langsung antar sesama siswa maupun antar siswa dengan nara sumber sangat minim.
Proses belejar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademeik atau aspek sosial.

2. Kelebihan

Relatif lebih efisien
Berubahnya peran siswa dari yang semulanya pasif menjadi aktif.
Dapat di akses dari mana saja dan bersifat global.

3.Dalam proses pembelajaran, aplikasi E-Learning bisa mencakup aspek perencanaan, Implementasi dan evaluasi.
4.Jadi penggunaan metode e-learning yang semakin digemari dosen dapat menimbulkan dampak positif seperti: metode ini lebih efektif dan efisien, menghemat waktu, biaya dan tenaga, memdorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi, dan mencegah global warming terlalu parah. Selain dampak positif, penggunaan metode ini juga menimbulkan dampak negatif, yaitu membuat mahasiswa menjadi malas, semakin jauh dari buku, dan kurang mengetahui serta menghormati dosennya karena kurangnya komunikasi langsung. Untuk itu, penggunaan metode pembelajaran e-learning harus ditinjau ulang lagi apakah benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa atau tidak. Usahakan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan metode ini. Meskipun metode ini digunakan tetap harus mengutamakan komunikasi langsung antara mahasiswa dengan dosen.

5. PENUTUP

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat menambah ilmu kita semua. Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun tetap diharapkan sebagai acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Arsyad, Azhar, Media pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003
  2. Isjoni, Model-Model Pembelajaran Mutakhir, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
  3. Isjoni, Pembelajaran Terkini Perpaduan Indonesia dan Malaysia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008
  4. Miarso, Hadi Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali, 2005
  5. Prawiradilaga, Dewi Salma, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007
  6. Rohman, Arif, Pendidikan Komparatif : Menuju ke Arah Metode Perbandingan Pendidikan Antar Negara, Yogyakarta : Laksbang Grafika, 2010
  7. Sa’ud, Saefudin Udin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008
  8. Sudjana, Nana, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru, 1999
  9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, Bandung : Citra Umbara, 2006
  10. Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT Bumi Aksara,2009
  11. Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm 197
  12. Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2008) hlm. 184
  13. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional,(Jakarta: Bumi Aksara,2009) hlm. 212-213
  14. Ibid
  15. Dewi Salma Prawiradilaga, Op.Cit ., hlm 200
  16. Udin Saefudin Sa’ud, Op.Cit., hlm. 206
  17. Ibid hlm. 207-208
  18. Ibid, 190-191
  19. Made Wena, Op.Cit., hlm. 213-214
  20. Dewi Salma Prawiradilaga, Op.Cit ., hlm 215
  21. Ibid, hlm. 220
  22. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005) hlm. 158
  23. Ibid hlm. 160
  24. Made Wena, op.cit., hlm. 215
  25. Ibid, hlm. 216
  26. Dewi Salma Prawiradilaga, op.cit., hlm. 265
  27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung : Citra Umbara, 2006), hlm. 90

BIOGRAFI PENULIS

Ismaifah. Lahir di Jepara, 01 Januari 1990. Pendidikan formal yang ditempuh ialah di SDN 02 Welahan Jepara, SLTP Negeri 1 Welahan Jepara, SMA Sultan Agung II Jepara. Dan sekarang, ia masih aktif sebagai mahasiswi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Khafizh Muslim. Lahir di Pemalang pada tanggal 25 November 1989 M. Pria yang beralamat di Watukumpul, Pemalang ini berhasil menyelesaikan pendidikannya di SDN 04 Watukumpul Pemalang, MTs N 01 Pekalongan, dan SMK N 01 Pekalongan. Dan pada saat ini, ia sedang menempuh studi S.1 nya di IAIN Walisongo Semarang.
Lailatul Qodriyah. Lahir di Demak, 13 April 1991. Desa Mlaten RT 03 RW V Mijen Demak, adalah tempat ia berteduh. Pendidikan formalnya ia tempuh secara berjenjang di SD N 01 Mlaten, MTs Samailul Huda Mlaten, dan SMA Islam An-Nidhom Demak. Dan pada saat ini masih dalam proses menuju S.1 di IAIN Walisongo Semarang.

Di Susun oleh :
Ismaifah
Khafizh Muslim
Lailatil Qodriyah

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Manusia dan Alam Semesta

Pengertian Pendidikan Klasik